TIMES BUKIT TINGGI, PONOROGO – Limbah organik dan bahan tradisional, di tangan para inovator muda, menghasilkan barang berharga. Mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo berhasil mengembangkan inovasi produk pembersih berupa sabun cair berbahan dasar lerak yang diperkaya dengan variasi essence jeruk.
Inovasi ini tidak hanya menjadi tugas praktikum, tapi juga jawaban atas tantangan perawatan kain batik tradisional dan kebutuhan detergen ramah lingkungan.
Dosen pembimbing praktikum, Susilowati Andari, menjelaskan bahwa penggunaan buah lerak (Sapindus rarak) sebagai pembersih bukanlah hal baru bagi masyarakat Jawa, namun formulasinya dalam bentuk sabun cair modern memiliki keunggulan signifikan.
Menurutnya, buah lerak mengandung senyawa saponin alami yang mampu membersihkan tanpa merusak struktur kain.
"Lerak mampu menjaga warna kain batik tetap cerah dan mencegah motifnya memudar. Selain itu, serat kain menjadi lebih lembut dan tulisan malam pada batik tulis terlihat lebih tegas," ujar Susilowati, Selasa (23/12/2025).
Ia menambahkan, sabun ini bersifat hipoalergenik, sehingga aman bagi kulit sensitif. Menariknya, produk ini sangat ramah lingkungan (biodegradable). Sisa air cuciannya tidak mencemari tanah, bahkan bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman.

Salah satu tantangan dalam mengolah lerak adalah aromanya yang sangat ringan atau cenderung hambar. Di sinilah kreativitas mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo. Mereka berhasil memadukan lerak dengan tiga variasi esens segar, lemon, kulit jeruk purut, dan air jeruk nipis.
Nida Kusumastuti, mahasiswa Akafarna Sunan Giri Ponorogo mengungkapkan bahwa pemilihan jeruk bukan tanpa alasan ilmiah. Selain memberikan aroma segar yang menghilangkan bau apek pada pakaian atau bau amis pada perabotan, jeruk memiliki fungsi teknis yang krusial.
Asam sitrat dalam jeruk berfungsi sebagai pengawet alami sehingga sabun cair ini lebih tahan lama tanpa bahan kimia berbahaya. Kandungan senyawa D-limonene pada kulit jeruk efektif meluluhkan lemak dan noda membandel.
Cara membuat sabun cair lerak dengan kombinasi jeruk, cukup mudah. Buah lerak direndam dalam air selama 2 hari, lalu dipisahkan dari bijinya.
Buah yang sudah terlepas dari bijinya tersebut direbus selama 1 jam dan ditambahkan garam serta air perasan jeruk. Setelah selesai merebus ditunggu dingin dan diremas2 agar keluar saponinnya.
Kemudian larutan yang dihasilkan disaring dan dimasukkan ke botol. Kombinasi ini membuat hasil cucian, terutama peralatan dapur, menjadi lebih kesat dan higienis.
Meski dikenal sebagai spesialis batik, sabun cair lerak inovasi mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo ini terbukti multifungsi. Karena tidak menghasilkan busa berlebih, penggunaan air pun menjadi lebih hemat.
Inovasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi mahasiswa untuk masuk ke dunia entrepreneurship berbasis produk herbal, sekaligus mengedukasi masyarakat untuk kembali ke bahan alami yang lebih aman bagi bumi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Inovasi Mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo: Lerak dan Jeruk Jadi Sabun Cair Segar
| Pewarta | : M. Marhaban |
| Editor | : Ronny Wicaksono |