TIMES BUKIT TINGGI, MALANG – Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Malang mendorong setiap pesantren di wilayah Malang Raya memiliki media internal sebagai sarana dakwah, literasi, dan penguatan narasi positif tentang dunia pesantren di ruang publik.
Dorongan tersebut disampaikan oleh Ketua PC RMINU Kabupaten Malang, Agus Ikhwan Mahmudi, dalam kegiatan Halaqah Pesantren dan Media Malang Raya yang digelar di Pendopo Kabupaten Malang, Jumat (31/10/2025).
Menurut Ikhwan, halaqah ini digelar untuk memperkuat kesadaran publik akan kontribusi pesantren bagi bangsa, sekaligus melawan arus pemberitaan negatif yang kerap menyoroti sisi sempit kehidupan pesantren.
“Halaqah pesantren ini bertujuan untuk mengangkat nilai-nilai positif pesantren. Belakangan ini, sisi miringnya yang justru lebih sering diangkat. Padahal pesantren punya peran besar dan bersejarah dalam membangun negeri,” tegasnya.

Ia menilai, di era digital saat ini, media memiliki pengaruh besar dalam membentuk persepsi masyarakat. Karena itu, pesantren perlu membangun kemandirian informasi dengan menghadirkan kanal medianya sendiri, baik berbentuk buletin, website, maupun platform digital santri.
“Hari ini masyarakat paling banyak melihat dari media. Maka pesantren harus punya media internalnya sendiri. Di sanalah nilai-nilai pesantren bisa disuarakan dengan cara yang santun dan berimbang,” ujarnya.
Ikhwan menambahkan, RMINU Kabupaten Malang sejak beberapa tahun terakhir telah menginisiasi program pelatihan dan pendampingan media santri sebagai upaya mendorong lahirnya jurnalisme berbasis nilai pesantren. Upaya ini dinilai strategis untuk memperkuat citra keilmuan, adab, dan kontribusi pesantren di tengah masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, RMINU juga berkolaborasi dalam penyerahan hibah 150 kitab kuning kepada pesantren se-Malang Raya, sebagai bagian dari penguatan tradisi literasi klasik di kalangan santri.
Kitab-kitab tersebut mencakup karya monumental seperti Tafsir Jalalain, Riyadus Sholihin, Ihya Ulumuddin, Fiqhus Sunnah, hingga Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab.
“Kitab kuning itu bukan hanya sumber ilmu, tapi juga fondasi moral dan cara berpikir. Maka media di pesantren harus tumbuh dari nilai-nilai kitab, agar berita dan kontennya berakar pada ilmu dan adab,” pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: RMINU Dorong Pesantren di Malang Punya Media
| Pewarta | : Hainor Rahman | 
| Editor | : Hainorrahman | 
 Berita
 Berita 
       
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
                 
                 
                 
                 
                 
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
               TIMES Bukit Tinggi
            TIMES Bukit Tinggi