TIMES BUKIT TINGGI, JAKARTA – Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti. Serangan jantung sering terjadi tiba-tiba. Jika Anda melihat seseorang terkena serangan jantung, sebaiknya Anda tidak panik.
Hengkie F Lasanudin, seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah mengatakan panik justru bisa membahayakan kondisi pasien. Saat panik kita tidak bisa berpikir dengan cepat dan efektif.
Memang tidak banyak langkah pertolongan non medis yang bisa diberikan kepada orang yang terkena serangan jantung, tetapi tetap ada beberapa langkah agar tidak memperparah kondisi penderita.
Langkah pertama adalah mengistirahatkan tubuh penderita agar jantungnya tidak bekerja keras yang mengakibatkan jantung membutuhkan lebih banyak pasokan oksigen.
Kemudian penderita harus segera dibawa ke klinik terdekat agar mendapatkan pertolongan medis, diusahakan secepat mungkin mendapatkan perawatan.
Sebisa mungkin keluarga membuat pasien merasa tetap tenang dan tidak melakukan banyak gerakan yang dapat memacu jantung bekerja dan membutuhkan oksigen lebih banyak.
Serangan jantung koroner terjadi karena penyumbatan di pembuluh darah koroner jantung akibat tumpukan kolesterol atau pun karena plak atau pengapuran.
Akibat penyumbatan pembuluh darah tersebut oksigen dan nutrisi makanan yang dibutuhkan jantung menjadi terhambat.
Ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan masyarakat sebagai gejala serangan jantung, yakni jika seseorang merasa nyeri di bagian dada kiri, tengah, nyeri ulu hati atau punggung.
Nyeri karena serangan jantung terasa seperti ditekan atau dihimpit benda berat dan menjalar ke beberapa bagian tubuh seperti lengan kiri, bahu maupun rahang. Kadang nyeri tersebut disertai dengan gejala lain seperti sesak nafas, berdebar, keringat dingin, mual atau muntah. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Langkah Tepat Menghadapi Serangan Jantung Tanpa Panik
Pewarta | : |
Editor | : Deasy Mayasari |